Oleh Ayu Alfiah
Praktik keberagaman di lingkungan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menunjukkan bahwa umat Islam bisa menerima Pancasila sebagai falsafah negara tanpa harus mendirikan negara Islam.
Umat Islam percaya bahwa sistem demokrasi sejauh ini merupakan sistem terbaik yang bisa dipilih. Menjadi Islam tidak harus menjadi Arab dan menjadi muslim berarti juga dapat menjadi warga negara Indonesia yang baik.
Kalangan Nahdiyyin mengembangkan konsep “Islam Nusantara”, sementara Muhammadiyah “Islam Berkemajuan”. Keduanya memiliki tujuan yang sama: memperjuangkan Islam yang damai sekaligus menyejahterakan umat. Keragaman wajah Islam ini bukan satu-satunya corak keislaman dunia. Semoga, Islam Indonesia bisa mewakili wajah Islam dunia.
Sumber:
Buku Narasi Islam Damai