Peace Train Indonesia

22 November 2017 / Anick HT / Pluralisme Peace Train Indonesia

PEACE TRAIN INDONESIA

Peace Train adalah program traveling lintas iman dengan menggunakan kereta api, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. Anak-anak muda dari berbagai agama dan kepercayaan akan berjalan bersama mengunjungi komunitas agama-agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah-rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antar agama.

Mereka juga akan berproses untuk saling belajar, bekerja bersama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan.

Program ini diorientasikan untuk menjadi program reguler sehingga akan mengeksplorasi sebanyak mungkin kota di Indonesia yang bisa dijangkau lewat kereta, dan melibatkan sebanyak mungkin komunitas muda lintas agama.

 

LATAR BELAKANG

  • Tingginya intoleransi dan kekerasan atas nama agama belakangan ini sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Penyebaran kebencian dan provokasi berbasis SARA dan sektarianisme telah begitu mewabah dan dengan mudah dimanfaatkan oleh para elite politik kita sebagai komoditas mereka.
  • Pilkada DKI Jakarta telah menunjukkan dengan gamblang betapa isu sektarian dan SARA dengan mudah digunakan sebagai komoditas politik sempit untuk memecah belah masyarakat. Toleransi dan kerja sama lintas agama yang berpuluh tahun dibangun, dengan mudahnya rusak oleh kepentingan sempit sekelompok orang.
  • Fakta ini juga menyadarkan kita, betapa rapuhnya bangun kohesi sosial yang kita miliki dan bangun selama ini. Betapa luasnya bentangan Pekerjaan Rumah kita sebagai bangsa yang sedang mulai membaik sistem demokrasi dan ketatanegaraannya.
  • Karena itu, proses perjumpaan dan kerja bersama antar kelompok dan komponen masyarakat menjadi agenda yang perlu diperluas dan ditradisikan lebih jauh, sebagai salah satu bentuk pengikat dan jembatan antara mereka yang berbeda. Telah terbukti pula, bahwa selama ini berbagai pihak yang membangun komunikasi yang baik antar agama memiliki sensitivitas yang tinggi untuk tidak mudah terprovokasi kebencian dan konflik yang dipicu pihak lain.
  • Di sisi lain, generasi milenial kita, anak-anak muda kita, adalah generasi yang saat ini menguasai diskursus keseharian kita, terutama di dunia maya dan sosial media. Diakui atau tidak, dunia sosial media kita saat ini adalah medan pertempuran penting. Siapapun yang menguasai diskursus dan percakapan dalam sosial media hari ini, merekalah yang memenangkan pertarungan ide maupun ideologi.
  • Untuk itu, harus selalu ada inovasi dan upaya besar untuk mendorong generasi muda ini memiliki perspektif yang jernih dalam memandang perbedaan, melalui pengalaman bertoleransi.

 

TUJUAN

  • Mencairkan ketegangan antar kalangan muda lintas agama melalui perjumpaan yang intens dan dalam suasana yang kondusif
  • Membangun jembatan bersama antar generasi muda lintas agama di beberapa kota
  • Membekali kalangan muda dengan perspektif pluralisme melalui pengalaman berinteraksi langsung dengan kelompok lain yang berbeda
  • Belajar bersama proses-proses membangun tradisi bina damai dan penanganan intoleransi dari para aktivis dan tokoh yang telah berpengalaman.
  • Membekali kalangan muda dengan kesadaran literasi damai dalam konteks bersosial media, dan memanfaatkan dunia digital untuk membangun kampanye damai antar agama.

 

 

INISIATOR

Program ini digagas oleh 5 orang aktivis lintas iman, di bawah 2 lembaga inisiator, yakni:

 

Anick HT

Saat ini adalah pemimpin redaksi inspirasi.co, dan Pemimpin Umum suarapesantren.net.

Menjabat sebagai Direktur Eksekutif ICRP periode 2008-2010. Koordinator Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) ini aktif menulis kolom tentang Islam, pluralisme, dan dialog antar-agama di beberapa media, dan menjadi editor beberapa buku. Selain terlibat mengadvokasi kasus-kasus keagamaan, ia juga aktif menjadi trainer untuk workshop dan pelatihan pluralisme, hak-hak sipil, dan isu-isu antar-agama.

Ia adalah alumni School of Peace di India, International Academy for Leadership di Jerman, Human Rights Workshop di Hong Kong, Community Organizing Workshop di Nepal, dan International Visitor Leadership Program di US. Ia terlibat beberapa penelitian di Yayasan Paramadina, Indonesian Institute for Civil Society, dan Pusat Studi Agama dan Politik.

Alumni Sastra Arab UIN Jakarta ini juga mendirikan demokrasi.id, lembaga yang didedikasikan untuk melakukan kampanye digital untuk isu-isu demokrasi.

Email: anick.ht@gmail.com Kontak: 0818146254

 

Frangky Tampubolon

Terlibat aktif di Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Komunitas Berbagi Hidup, Indonesia Youth Ministry dan Forum Bhinneka Nusantara sebagai Koordinator Nasional.

Ia adalah Koordinator Tim Relawan PGI untuk Tsunami Aceh dan Sumatera Utara; Committee Secretariat Asia-Africa Forum 2005; Volunteer YMCA Camp Vancouver, Canada; Koordinator Logistik Bantuan Bencana Gempa Jogja dan Jateng Posko Gus Dur Peduli Bencana Wahid Institute; Staf Magang Bidang Diakonia PGI; Ketua Komisi Pemuda PGI Wilayah DKI Jakarta; Ketua Pemuda PGI, Kordinator Bidang Pemuda dan Perempuan ICRP, Pengurus ASF M21 berpusat di Basel Swiss, Anggota BKS PGI- GMKI Pusat, Tim Pengajar Studi Agama-agama Universitas Pembangunan Jaya dan juga pengurus Yayasan Beasiswa Oikumene PGI.

Ia adalah alumni Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, dan S2 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gotong Royong. Ia juga alumni School of Camp di Vancouver-Kanada, CCA Human Rigths Training, Parapat, Human Rights Training di Hongkong, Asian Ecumenical Course di Chiang Mai-Thailand.

Email:  frangky_tampubolon@yahoo.com Kontak: 0811 138 816

 

Ahmad Nurcholish

Alumni Pon-Pes Al-Faqih Grobogan ini telah bergiat pada isu kebinekaan dan perdamaian sejak 1999. Lalu bergabung di ICRP yang sekarang mengampu program Studi Agama dan Perdamaian. Selain itu, ia menjadi salah satu fasilitator Sekolah Guru Kebinekaan Yayasan Cahaya Guru dan pengajar Studi Agama Universitas Pembangunan Jaya.

Ia menulis lebih dari 30 judul buku, antara lain Agama Cinta, Pendidikan Perdamaian Gus Dur dan Pendidikan HAM, Demokrasi dan Konstitusi.  Saat ini ia tengah menempuh program doktoral dengan menulis disertasi tentang Manajemen Pendidikan Perdamaian.

Email: nurcholish2012@gmail.com  Kontak: 0813 1106 8898

 

Destya Nawriz

Alumni Program Studi Apoteker di salah satu universitas di Jakarta. Bergelut di dunia kesehatan bukan berarti tidak bisa bersentuhan dengan hal-hal yang berhubungan agama. Baginya, agama harus menjadi sumber inspirasi dalam setiap aspek kehidupan manusia dan menjadi sumber komitmen dalam dedikasi kepada perbaikan kesejahteraan umat manusia.

Dengan perspektif tersebut membawa dia ke dalam berbagai kolaborasi bersama berbagai kelompok orang dengan berbagai latar belakang- pendidikan, profesi, kesanggupan, suku, ras, bangsa, dan agama, utamanya dalam diskusi-diskusi dan kegiatan-kegiatan dalam konteks interfaith lintas iman. Di antaranya terlibat sebagai panitia, menjadi pembicara, dan bergabung dalam kepanitiaan kegiatan forum lintas iman dengan berbagai topik, seperti: agama, kepemudaan, pendidikan anak, kesetaraan gender, dan beberapa kegiatan terkait upaya pembangunan masyarakat.

Terinspirasi oleh ajaran Baha’ullah bahwa “setiap manusia diciptakan untuk memajukan peradaban yang terus berkembang” membuat dia yakin bahwa sebagai individu, apapun latar belakangnya adalah diciptakan untuk mengabdi pada kemajuan umat manusia dalam suatu upaya bersama menuju peradaban yang terus maju.

Email: destya.nawriz919@gmail.com Kontak: 0852 4289 5693

 

  1. Edward T.

Selain menulis artikel-artikel ringan juga menulis puisi ia juga senang berkumpul membaur dengan masyarakat, walau hanya sekedar ngobrol dan basa basi. Acap kali jika ada kesempatan saat ia mengunjungi tempat tempat baru dengan senang hati ia mulai bercerita/story telling sambil menggambar bersama anak-anak di kampung-kampung di Raja Ampat. Salah satu motonya adalah "GO BIG OR STAY HOME."

IG: jeto_san

 

 

PEACE TRAIN INDONESIA 1

Jakarta – Semarang, 15-17 September 2017

Diikuti oleh 20 orang dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan ( Islam, Buddha, Katolik, Kristen, Sapta darma, Kapribaden, Sikh) dari Jabodetabek, Salatiga, dan Semarang. Dua peserta di antaranya berasal dari Raja Ampat, Papua Barat, dan dua peserta lainnya berasal dari Afrika (Leshoto dan Malawi).

Peace Train Indonesia 1 ini melibatkan 16 lembaga partner di Semarang, yakni: Pelita (Persaudaraan Lintas Agama), EIN Institute, JAGI (Jemaat Allah Global Indonesia), Jemaat Ahmadiyah Semarang, LBH Semarang, eLSA Semarang, Hikmahbudhi (Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia) Semarang, Komunitas Gusdurian Semarang, IPSS (Institute of Peace and Security Studies) Semarang, Peradah Indonesia (Perhimpunan Pemuda Hindu), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Semarang, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Komisi HAK KAS), dan Peace Hub Community.

Peace Train 1 ini mengunjungi, berdialog, dan berinteraksi dengan beberapa komunitas di Semarang, yakni: Masjid Nusrat Jahan, Vihara Tanah Putih, Gereja JAGI (Jemaat Allah Global Indonesia), Pura Agung Girinatha, eLSA (Lembaga Studi Sosial dan Agama), GPIB Immanuel (Gereja Blenduk), Klenteng Tay Kak Sie, Gereja Katholik Santo Yusuf Gedangan, Gereja Katholik Santa Theresia Bongsari, dan mengikuti upacara King Hoo Ping. Malam puncak acara ini adalah gathering dan pentas seni lintas iman di halaman Gereja Katholik Santa Theresia Bongsari.

 

 

PEACE TRAIN INDONESIA 2

Jakarta – Surabaya, 3-5 November 2017

Diikuti oleh 20 orang dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan (Kristen, Konghucu, Islam, Katolik) dari berbagai kota (Jabodetabek, Malang, Rembang, Lamongan, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Salatiga, Riau, Medan).

Peace Train Indonesia 2 ini melibatkan 22 lembaga dan komunitas di Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Gresik, yakni: Padhepoan Monggo Eling Pancasila, Masjid Muhammad Cheng Hoo, Pesantren Ahlus-Shofa Wal-wafa, Gusdurian Gresik, JAI Surabaya, Formagam (Forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman), GKI Gresik, JAMAL (Jaringan Masyarakat Lamongan), TITD Kim Hin Kiong, Komunitas Sapta Darma, Gusdurian Sidoarjo, Fatayat NU Jatim, KISPI (Komunitas Inklusi Sosial dan Perdamaian Indonesia), Roemah Bhinneka, Sapulidi, WYDII (Women and Youth Development Institute), Forum Kebangsaan Jawa Timur, Komisi HAK Keuskupan Surabaya, GKJW Gresik, Prajurit Pelangi, Cempaka, dan GMKI Surabaya.

Peace Train 2 ini mengunjungi, berdialog, dan berinteraksi dengan beberapa komunitas di Surabaya, yakni: Sanggar Sapta Darma, Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan, Pura Segara Kenjeran, GKI Gresik, GKJW Gresik, TITD Kin Hin, Vihara Buddhayana Dharmawira Centre Surabaya, dan Forum Kebangsaan Jawa Timur.

Malam puncak acara Peace Train Indonesia ini diselenggarakan di Halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo yang dihadiri lebih dari 400 orang. Di samping pentas seni islami Ishari dan Syiir Tanpo Waton pimpinan Gus Nizam Assafa, Pembacaan Puisi dan Narasi Kebangsaan, Tari Remo, Ludruk Luntas, juga digelar doa bersama lintas agama yang melibatkan perwakilan agama-agama di Surabaya.

 

Contact Person:

Anick HT                 : 0811 138 816

Destya Nawriz                       : 0852 4289 5693

Akun sosmed (Facebook, Instagram, Telegram Channel, Youtube): Peace Train Indonesia

Peace Train Indonesia  pemuda  interfaith  traveling 


TAGS
Syafii MaarifPerdamaian Penghayat KepercayaanPeace Train IndonesiaPartisipasiMunawar AliMembacaMasjidLingkungan KhofifahJayapuraIslamIndonesiaHoaks HAMHak Asasi ManusiaGus DurEkologiDewi PraswidademokrasiBumi BukuBiarawatiAhmad WahibAhmad Gaus AF